
Wagub Pantau Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok di Pasar SAD
Disela saat melakukan Safari Ramadhan 1446 H ke Kabupaten Berau, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji didampingi Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menyempatkan diri menayapa dan komunikasi dengan pedagang Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD), Rabu (19/3/2025) tadi.
Kunjungan ini juga bertujuan untuk memantau stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Dari hasil pemantauan, harga barang kebutuhan pokok dan sembako relatif stabil. Sementara itu, harga cabai mengalami sedikit kenaikan, namun tidak signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pangan hewani seperti daging.
Wakil Gubernur, Seno Aji mengakui sejak bulan Ramadhan mengalami kenaikan, tapi sekarang mulai menurun. "Nanti jelang lebaran ada kanaikan, dan untuk Berau kebutuhannya tercukupi, mudah-mudahan tidak ada inflasi," ungkapnya.
Penurunan harga tersebut diakui Seno pengaruh dari kondisi deflasi Kalimantan Timur yang sudah berada di angka 0,21 persen. Persentase tersebut yang akan terus dikendalikan oleh Pempov agar tingkat inflasi tidak kembali melonjak pasca lebaran.
Seno juga mengakui, bahwa ketersediaan pangan lokal di Berau masih kurang. Sehingga pasokan bahan pangan masih bergantung pada impor dari berbagai daerah, termasuk dari wilayah Kaltim, Jawa, dan Sulawesi.
"Persoalan itu menjadi pekerjaan rumah (PR) kami juga, agar kemandirian pangan di seluruh wilayah Kaltim bisa terangkat, dan semua kebutuhan pangan dapat terpenuhi, untuk mendukung program pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG)," ujarnya.
Seno juga menyebutkan, kendalanya memang berada pada harga produksi yang cukup mahal dibanding impor.Salah satu contoh adalah, harga telur lokal lebih mahal Rp3 ribu daripada impor.
"Ini tantangan pemerintah ke depan. Kita harus berdayakan petani, peternak dan nelayan agar mereka bisa mendukung kebutuhan pangan di wilayahnya masing-masing," tegasnya.
Untuk di Berau, kata Seno, pelaksanaan MBG akan dimulai dari wilayah pesisir, sebelum diperluas ke 13 kecamatan lainnya.
"Alasannya adalah untuk membantu wilayah terluar seperti Maratua terlebih dulu sambil menunggu yayasan yang ada terverifikasi, oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Nah setelah itu baru menyasar yang berada di tengah perkotaan," urainya. Diskominfo Berau. (Ev/Oz)